Saudara-saudaraku sesama muslim…
Hari ini hati saya tersentak, bergetar, membeku...yang saya yakin dengan (sepenuh hati) harus membagikan apa yang saya lihat hari ini. Mungkin sosok saya yang selalu bermain-main, tidak pernah serius, TIDAK PANTAS membahas hal ini...tetapi pantas atau tidaknya saya rasakan hilang karna kesadaran akan pentingnya tali persaudaraan antara kita sesama muslim. Dan saya tidak akan pernah berhenti mencoba membagikan hal-hal yang dapat menjadikan kita seorang muslin yang lebih baik.
Mengusulkan diadakannya sumbangan se-ikhlasnya bagi saudara-saudara kita, bagi nenek-nenek kita. Dan alangkah baiknya apabila kita dapat menjadikannya agenda bulanan, terlebih mingguan, agar kehadiran kita di dunia yang sebentar ini membawa arti...memiliki tujuan...
KITA INI MUSLIM...
KITA INI MUSLIM...
Astaghfirullahal ’adzim... ALLAHHU AKBAR...
KITA INI MUSLIM saudara-saudaraku...
MUSLIM yang BERSAUDARA...
semoga ALLAH mengampuni hamba yang selalu lalai...
Saya (apabila saya diizinkan, selanjutnya saya akan menggunakan kata-kata "kita"...tiada lain karna kita bersaudara dan wajib saling mengingatkan) terlalu sibuk untuk diri saya sendiri atau diri kita masing-masing. Tanpa sadar (atau kita memang pernah sadar, tetapi kesadaran itu disimpan dengan rapi di dalam hati) ternyata begitu banyaknya saudara-saudara kita (yang mungkin karena terlalu banyaknya jadi dianggap sudah biasa, yang menjadikan hati kita begitu keras. Bahkan lebih keras dari batu) berpasrah diri dengan senyuman yang dalam.
Yang akan saya bagikan mungkin hanya sebagian kecil dari banyak kisah hidup "seorang muslim dengan senyuman yang amat dalam" yang benar-benar nyata dan sering berada disekitar kita...
Sore ini (sekali lagi saya katakan dengan hati yang tersentak) saya melihat seorang nenek-nenek, yang apabila saya diizinkan untuk menggambarkan dirinya, nenek-nenek ini menggunakan baju kemeja berwarna ungu dengan motif yang sudah tidak tampak jelas karna saya rasa baju ini sudah sangat lama dipakai dan terlihat begitu kusam karna debu. Dan terlipat-lipat, jelas karena belum atau BAHKAN tidak pernah digosok, yang pastinya SANGAT BERBEDA degan baju kita yang begitu rapi, licin bahkan tanpa sedikit noda. Dengan topi berwarna cream (bukan topi yang biasa kita gunakan, tetapi topi yang biasa digunakan oleh ibu-ibu, yang menutpi rambut secara keseluruhan, yang berbentuk bulat. Topi dimana terlihat beberapa helai rambut putih), dengan kain...kain yang digunakan nenek ini sebagai pakaian bawahannya, kain yang berwarna biru yang juga tampak begitu kusam dan terlipat-lipat. Dengan sandal jepit yang sudah rusak tetapi bisa melindunginya dari panasnya aspal dan tajamnya kerikil. Rasanya tak sanggup lagi saya menggambarkan sosok nenek yang matanya telah sayu karna umur. Menangis hati...
Seorang Nenek yang seharusnya menimang cucunya, mengajarkan hal-hal baik kepada cucunya...mengenalkan ALLAH...
Tetapi apa yang saya lihat?
Nenek yang sepertinya menderita osteoporosis ini mengeruk-ngeruk SAMPAH...
MENGERUK SAMPAH saudaraku...
Beliau mengeruk sampah dengan teliti dan sangat tekun...membuat hati menangis untuk kesekian kali...
Cobalah bayangkan nenek kita, orang tua dari ayah dan ibu kita yang mengeruk-ngeruk SAMPAH?
Sosok yang melahirkan seorang KHALIFAH dalam keluarga kita... Astaghfirullahal ’adzim...hanya ALLAH yang Maha tahu...
SAMPAH yang pada saat kita melewatinya kita SELALU menutup hidung. Dengan cepat menjauh dari BAU yang sangat tidak sedap...
Dan tanpa kita sadari, SAMPAH ini menjadi tempat bagi nenek "kita" menghabiskan waktu senjanya...Waktu yang dengan kesegeraannya membawanya menghadap ALLAH beliau pergunakan untuk mengeruk-ngeruk sampah dengan wajah yang TERSENYUM sesekali...
Mencari kertas-kertas yang selanjutnya dikumpulkan beliau dan dimasukkannya kedalam kantong.
Entah apa fungsinya?
apa kegunaannya?
.....
Apakah kita percaya bahwa nenek yang sedang mengeruk-ngeruk sampah ini memiliki tempat tinggal yang tetap?...
Rumah dengan atap tempat berlindung dari hujan, kasur yang empuk, bantal yang empuk, kipas angin apabila panasnya malam menyergap, tivi untuk menonton acara yang disukai apabila sedang bosan, atau LAPTOP mungkin?... yang hampir semua saudara-saudaraku sesama muslim Fakultas Kedokteran memilikinya...
Mungkin kah nenek yang mengaruk-ngaruk sampah ini memiliki LAPTOP yang dipergunakannya untuk CHATTING apabila beliau sedang beristirahat dari kegiatan mengaruk-ngaruk sampahnya?...
Atau mungkin Beliau berusaha mencari kertas-kertas bekas untuk ditukarkan dengan beberapa butir beras?... yang mungkin dipergunakan untuk mengganjal perutnya yang sudah mengkerut karena kelaparan?... Selagi kita memakan ayam bakar, ikan goreng, ditambah sayur, belum lagi air es yang tersedia untuk membantu kita menelan makanan yang tersendak karna rasa lapar ...
mencari potongan-potongan kardus untuk dijadikan kasur?...selagi kita tidur dengan pulas di kasur yang empuk...
Jadi siapa kita ini?...
Mahasiswa Mahasiswi muslim?...
Seorang pelajar yang tugasnya hanya belajar dengan tekun dan tidak perlu melihat sekitar demi nilai yang tinggi? IPK 3,9...
Tidak terbesit sedikitpun di pikiran saya untuk melarang diri saya sendiri dan kita semua untuk tidak belajar dan selalu menolong "saudara", menolong "nenek" sepanjang hidup kita...tetapi apabila kita bisa MENGASAH atau pun MENERAPKAN tidakan kita dengan hati seorang muslim yang beriman dengan bahu-membahu mengupayakan kemudahan bagi "saudara", "nenek" kita yang tidak seberuntung kita dengan cara kita masing-masing... Alangkah indahnya hidup ini... Alangkah damainya hati...
Ingat saudara-saudara muslimku, ALLAH maha melihat.. Maha mengetahui...
Beliau memanjat tempat sampah yang saya yakin terbuat dari besi yang telah berkarat dengan tubuhnya yang bungkuk, kaki yang lemah dan gemetar karna mungkin kaki itu telah berumur 70 tahun atau bahkan lebih...
Bisa kah engau melihatnya tanpa mengeluarkan air mata?...
Mungkin sebagian kita dengan tegas menjawab "BISA"...
Jawaban yang bisa diterima dengan tenang karna kita memang seorang muslim yang hidup untuk diri kita sendiri. Seorang muslim yang moderen. Seorang muslim dengan "gengsi" yang tinggi...
Apakah seorang nenek renta yang sedang mengais-ngais sampah adalah urusan saya?
itu adalah masalah dia. Memangnya nenek itu siapanya kita?
.....
.....
sungguh saudara-saudaraku sesama muslim, kata-kata yang sering dikumandangkan, "MUSLIM BERSAUDARA...SESAMA MUSLIM ADALAH SAUDARA" adalah omong kosong... Tanpa IMAN sediktpun...
Saya tidak sedang berusaha mendramatiskan hal yang sekali lagi diketik oleh jari-jari dari sosok seseorang yang mungkin dipandangan kalian tidak pernah serius. Selalu bermain-main.
Saya hanya ingin berbagi, agar kita lebih "peka", lebih memperhatikan sekitar kita.
Mungkin sedikit cerita ini tidak akan ada apabila yang saya lihat adalah PEMUDA GAGAH yang sedang mengeruk-ngeruk sampah, tetapi sedih rasanya dikala saya harus melihat seorang nenek-nenek renta...
Semoga kita (khususnya rohis as-shaffat (maaf apabila pengetikannya tidak tepat)) dapat segera mengadakan diskusi, membuka forum...untuk membahas masalah yang mungkin tidak kita sadari, banyak disekitar kita... Alangkah baiknya apabila kita bisa sedikit meringankan "beban" saudara-saudara kita, ataupun nenek-nenek kita... Menjadi seorang muslim yang lebih baik...
Apabila berkenan, tolong direnungkan dengan hati seorang muslim.
Saya meminta maaf sedalam-dalamnya apabila ketikan saya ini tidak masuk di akal, ataupun tidak berkenan dihati, ataupun menyinggung, ataupun banyak hal-hal negatif lainnya yang mungkin timbul di benak saudara-saudaraku sekalian. Tidak ada sedikitpun tujuan untuk membuat kita berdebat terhadap ketikan yang tidak sempurna ini. Tidak ada sedikit pun niat untuk mempengaruhi saudara-saudaraku kepada hal-hal negatif yang mungkin terpikirkan oleh saudara-saudara dan tidak terpikirkan oleh saya pada saat mengetik tulisan yang tidak sempurna ini.
Ketikan ini ada karna rasa KEMANUSIAAN saya sebagai seorang muslim terusik pada saat melihat sesosok nenek mengeruk-ngeruk sampah, sedangkan saya dan kebanyakan saudara-saudaraku sesama muslim lain (yang saya kenal) yang masih GAGAH, yang masih MUDA hidup dengan sangat berkecukupan...dengan fasilitas yang memadai...
Semoga kita menjadi seorang muslim yang selalu dibukakan pintu hatinya oleh ALLAH SWT dan menjadi muslim yang perduli dengan "saudara-saudaranya", "nenek-neneknya"... Amin
(Akhi Rizky An-Nabil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar